Bunga melati putih (Jasminum sambac) adalah spesies melati yang menjadi satu dari tiga bunga nasional Indonesia sebagai “Puspa Bangsa”. Makna penting melati putih dalam budaya Indonesia melambangkan kesucian, kemurnian, ketulusan dan keanggunan yang sederhana. Ia juga melambangkan keindahan dalam dan kerendahan hati, karena meskipun bunga putih ini kecil dan sederhana, tetapi wanginya harum semerbak.
Bunga ini merupakan bunga yang paling penting dalam upacara pernikahan bagi berbagai suku bangsa di Indonesia, terutama di Sunda, Jawa, Palembang dan Banjar. Kuncup bunga melati yang belum sepenuhnya mekar biasanya dipetik, dikumpulkan dan dirangkai menjadi roncean melati.
Pada hari pernikahan, pengantin adat Jawa atau Sunda dihiasi roncean melati yang membentuk jaring pembungkus sanggul atau konde, atau dengan membentuk rantai roncean melati yang menggantung dari kepala pengantin wanita.
Model tata rias adat Sumatra dengan ciri khas menggunakan cunduk mentul ditambah dengan krepyek krepyek serta bunga melati yang terurai. Pengantin Makassar dan Bugis juga menghiasi rambutnya dengan kuncup melati yang disematkan ke rambut menyerupai butiran mutiara. Di Kalimantan Timur tradisi menggunakan rangkaian melati juga dipakai pada “surai bulan” sebagai hiasan kepala pengantin wanita.
Model tata rias Sunda Siger dicirikan dengan menggunakan mahkota dan asesoris cunduk mentul ditambah dengan rangkaian bunga melati yang terurai dan diujungnya bunga kuncup cempaka. Uraian bunga melati menambahkan kesan anggun dan cantik bak seperti putri kerajaan sunda. Untaian melati yang dipasang di bawah mahkota menambah ke anggunan pengantin.
Paes Ageng adalah tata rias adat Jawa khususnya DI Yogyakarta. Pengantin dengan paes ageng akan menambah kesan tinggi dan cantik dengan tambahan mahkota dan cunduk mentol diatasnya. ditambah lagi seluruh rambutnya dibungkus dengan bunga melati dan bunga mawar merah. Paes ageng ini cocok dipadu padankan dengan busana pengantin warna apapun. Bagi pasangan pengantin dengan tema pesta berwarna – warni cocok menggunakan dandanan paes ageng ini.
Untuk upacara pernikahan adat Jawa ada beberapa jenis ronce bunga melati pengantin yang biasanya di pakai yaitu :
Sanggul Bunga Bangun Tulak. Roncean melati yang digunakan untuk menutupi lubang sanggul agar irisan pandan tak kelihatan sekaligus sebagai hiasan pada sanggul agar tampak lebih menarik. Bentuknya berupa rangkaian melati kuncup yang dirangkai dari kelopak hingga batang bunga kemudian di lingkarkan hingga berbentuk oval.
Bunga Kolong Keris yaitu rangkaian bunga untuk kalung keris pengantin pria yang terbuat dari 2 jenis bunga melati yang masih kuncup dan setengah mekar, bunga kantil, bunga aster dan mawar merah. Bunga Gombyok Keris yaitu rangkaian melati yang dibuat dengan model usus ususan atau bawang sebungkul yang dipasang pada roncean kolong keris dan pada sambungannya diberi mawar merah.
Rangkaian melati yang menghiasi keris pengantin pria disebut juga roncean usus-usus yang merujuk kepada bentuknya yang menyerupai usus dan dikaitkan dengan legenda Arya Penangsang.
“Ketika tombak yang dipakai Sutawijaya mengenai lambung Arya Penangsang, hingga ususnya terburai. Arya Penangsang dengan sigap, menyangkutkan buraian ususnya itu pada wrangka atau sarung-hulu keris yang terselip di pinggangnya, dan terus bertempur. Saat berikutnya, Sutawijaya terdesak hebat dan kesempatan itu digunakan oleh Arya Penangsang untuk segera menuntaskan perang tanding tersebut, dengan mencabut keris Kyai Setan Kober dari dalam wrangka atau ngliga keris (menghunus), dan tanpa sadar bahwa mata keris langsung memotong ususnya yang disangkutkan di bagian wrangkanya. Ia pun tewas seketika.
Sutawijaya terkesan menyaksikan betapa gagahnya Arya Penangsang dengan usus terburai yang menyangkut pada hulu kerisnya. Ia lalu memerintahkan agar anak laki-lakinya, kalau kelak menikah meniru Arya Penangsang, dan menggantikan buraian usus dengan rangkaian atau ronce bunga melati, dengan begitu maka pengantin pria akan tampak lebih gagah, dan tradisi tersebut tetap digunakan hingga saat ini.”
Tiba Dada Bawang Sebungkul adalah rangkaian bunga melati yang dipasang di atas sanggul di sebelah kanan teruntai hingga dada sebelah kanan. Tiba dada terdiri dari 3 untaian melati berbentuk bawang sebungkul.
Kalung Melati. Rangkaian bunga melati dengan bentuk bawang sebungkul yang dirangkai melingkar untuk dijadikan kalung pengantin pria.
Aplikasi lainnya dari roncean bunga melati pengantin yaitu Lar-laran, Siraman, Selempang Melati, Buntal Pandan, Baju dan Bando Melati dan lain-lain.
Di TokoBungaHias kami menyediakan berbagai jenis rangkaian melati pengantin. Segera hubungi kami di 021 – 37 588 589. Kami akan membantu menyediakan rangkaian bunga melati yang anda butuhkan.
Bunga yang digunakan adalah melati dalam ukuran besar dan kecil, juga pucuk bunga cempaka sebagai ujungnya. Harga yang dipatok untuk tiap untaian bunga melati ini tergantung adat pernikahan. Untuk adat Jawa harganya lebih mahal daripada adat Sunda. Ini karena melati yang digunakan berukuran lebih kecil, sehingga butuh ketelitian ekstra dalam membuatnya. Proses merangkai bunga penganten ini sekitar 1-2 jam. Rangkaian bunga paling mahal adalah yang digunakan pada adat Palembang dan Banjar, karena butuh banyak melati berukuran kecil dan prosesnya pembuatan yang lebih lama.
mau tanya kalung melati untuk cowok adat yogya berapa?
terus paes ageng itu ap aj??? dan berapa????
melati yang anda pakai untuk hiasan pengantin ini melati kampung ya mbak???